PROPOSAL
EVALUASI
MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Sistem
Pendidikan
Dosen : Dr.
Sumardi, M.Si
Disusun oleh :
ALI MURSIDI
NIM Q100120121
Kelas 2B / 2D
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PROPOSAL
EVALUASI
MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering
dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan
banyak faktor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun minat
belajar siswa. Minat
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan
seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak
mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa
ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.
Pelajaran Matematika sangatlah penting dalam
kehidupan sehari-hari, karena dapat membantu ketajaman berpikir secara logis (masuk
akal) serta membantu memperjelas dalam menyelesaikan permasalahan diantaranya:
1) melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsisten dan inkonsistensi. 2) mengembangkan aktivitas kreatif yang
melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3)
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4) mengembangkan kemampuan
menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui
pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Oleh karena itu evaluasi minat belajar mata
pelajaran matematika dirasa perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, agar dapar digunakan sebagai
acuan guru untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran
matematika, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
matematika.
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana
minat peserta didik terhadap mata pelajaran matematika, persiapan yang telah
dilakukan saat akan belajar matematika, kesiapan mengikuti mata pelajaran
matematika di dalam kelas, kesiapan memperhatikan penjelasan guru, dan
mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi minat belajar mata pelajaran
matematika baik di rumah maupun di kelas.
C. Sasaran Evaluasi
Sasaran Evaluasi minat belajar belajar mata
pelajaran matematika ini adalah siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Plus Semarang.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana minat belajar siswa kelas 5 SD Muhammadiyah
Plus Semarang terhadap mata pelajaran matematika?
2. Apa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa
kelas 5 SD Muhammadiyah Plus Semarang terhadap mata pelajaran matematika?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian minat belajar
Secara bahasa minat berarti
“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu” (Balai
Pustaka, 2005:583). Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.
Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan
minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya
tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Sedangkan
pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto
menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content” (Slameto, 2001:57).
Sardiman A. M. berpendapat
bahwa “minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri (Sardiman, 2001:76). Sedangkan
menurut I. L. Pasaribu dan Simanjuntak mengartikan minat sebagai suatu motif
yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang
menariknya (Pasaribu dan simanjuntak, 2003:52)
Selanjutnya menurut Zakiah
Daradjat, dkk., mengartikan minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke
jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang (Daradjat, 2005:133). Dari
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas
dapat disimpulkan bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek
atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang,
adanya perhatian, dan keaktifan berbuat.
Belajar menurut bahasa adalah
“usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian” (Poerwadarminta,
2002:965). Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di
antaranya oleh Ahmad Fauzi yang mengemukakan belajar adalah Suatu proses di
mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi
atas situasi (atau rangsang) yang terjadi (Fauzi, 2004:44). Kemudian Slameto
mengemukakan pendapat dari Gronback yang mengatakan “Learning is show by a
behavior as a result of experience” (Slameto, 2001:2).
Selanjutnya Moh.Uzer Usman dan
Lilis Setiawati mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya
(Usman dan Setiawati, 2002:4). Nana Sudjana mengatakan belajar adalah proses
yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami
sesuatu (Sudjana, 2005:28).
Dari beberapa pengertian
belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan
latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya
(kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif). Dari
pengertian minat dan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau
kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya
melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
2. Pelajaran matematika
Menurut bahasa latin
Matematika berasal dari kata manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal
yang dipelajari. Sedangkan
menurut bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti
(Depdiknas, 2003: 5). Kemudian menurut istilah, Somardyono mengemukakan bahwa matematika
adalah produk dari pemikiran intelektual manusia (Somardyono, 2004: 5)
Ciri utama Matematika adalah
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan
antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Namun
demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali
secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses
induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika.
Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang
teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan
hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara
deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan
dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari Matematika.
Penerapan cara kerja Matematika diharapkan dapat membentuk
sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
3. Unsur-Unsur Minat dan Fungsi Minat dalam Belajar
a. Unsur-unsur minat
1) Perhatian
Perhatian sangatlah penting
dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan
berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi
Suryabrata, perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan (Suryabrata,
2005:14). Kemudian Wasti Sumanto berpendapat, perhatian adalah
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau
pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas (Sumanto, 2003:32).
Aktivitas yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun
akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu
berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka
mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya.
Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan
mengorbankan
waktu dan tenaga demi
aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu
pelajaran, ia pasti
akan berusaha keras untuk
memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.
2) Perasaan
Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik terhadap
pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan sebagai gejala
psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala
mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf (Suryabrata, 2005:66).
Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh
suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul
karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.
Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan
perasaan tertarik. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek
menghayati nilai-nilai dari suatu objek (Winkell, 2003:30). Perasaan sebagai
faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat
belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui
perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan
penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi
jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.
Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang
positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena
tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.
3) Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan
di dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan
(Sardimann, 2006: 73). Menurut Sumadi Suryabrata, motif adalah “keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencari suatu tujuan (Suryabrata,
2005:32).
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.
Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang
untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan
untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka
dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab
kenapa anak didik tidak bergeming untuk mencatat apa-apa yang telah disampaikan
oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi
untuk belajar. Oleh karena itu guru harus bisa membangkitkan minat anak didik. Sehingga
anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada
sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu
tidak menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat orang
tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena
itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa
yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat
motivasi dalam belajar.
b.
Fungsi minat
dalam belajar
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih
serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika
seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti
dan mengingatnya.
Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak
sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.
Sebagai
contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah
menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada
kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.
2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
Minat
anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di
tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan
intensitas.
Minat
seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara
satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini
terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh
intensitas minat mereka.
4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak
sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.
Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan
terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua
suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan
penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang
akan dibawa sampai mati (Wahid, 2001: 119-110).
Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan
dalam melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan
perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar (Liang Gie, 2004: 7)
Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa
tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan
mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan
belajar.
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu
sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada
pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa
yang sikapnya hanya menerima pelajaran. mereka hanya tergerak untuk mau belajar
tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu
untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai
minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.
4. Tinjauan Umum Mata Pelajaran Matematika
Tentang
tinjauan umum mata pelajaran Matematika akan dijelaskan secara singkat seperti
yang tercantum dalam buku Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika.
a. Pengertian pelajaran Matematika
Menurut bahasa latin Matematika berasal dari kata manthanein atau
mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (Depdiknas, 2003:5). Sedangkan menurut istilah, Somardyono
mengemukakan bahwa Matematika adalah produk dari pemikiran intelektual
manusia.
Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat
konsisten.
Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali
secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses
induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika.
Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati,
membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil
baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan
demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan
sama-sama berperan penting dalam mempelajari Matematika. Penerapan cara
kerja Matematika diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur
dan komunikatif pada siswa.
b. Fungsi dan tujuan pelajaran Matematika
1) Fungsi pelajaran Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika
juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan Matematika.
2) Tujuan pelajaran Matematika
Pelajaran Matematika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari,
karena dapat membantu ketajaman berpikir secara logis (masuk akal) serta
membantu memperjelas dalam menyelesaikan permasalahan.
BAB III
METODE EVALUASI
A. Waktu dan tempat
Evaluasi akan dilaksanakan selama
satu minggu, pada bulan Februari 2014. Lokasi pelaksanaan evaluasi adalah SD
Muhammadiyah Plus Semarang.
B. Populasi dan Sampel
Suharsimi Arikunto menyebutkan
bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2001:
107). Subyek penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas 5 SD Muhammadiyah Plus Semarang. Sedangkan sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila populasi kurang dari 100
sebaiknya diambil semua.
C. Instrumen
Instrumen
yang digunakan dalam evaluasi minat belajar mata pelajaran matematika ini
adalah berupa angket. Setiap siswa mengisi angket yang terdiri dari 40 Soal ceklist
sesuai jawaban hati nurani siswa-siswi kelas 5 SD Muhammadiyah Plus
semarang.
D. Analisis data
Data
yang sudah terkumpul melaui pengisian angket, kemudian akan di analisis dengan
cara di hitung sesuai skor yang telah ditentukan. Ada empat jawaban yaitu;
sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
1.
Pernyataan bernilai positif: nomor
1-4, 9-12, 17-20, 25-28, 33-36
Keterangan :
o
SS skor
4
o
S skor
3
o
TS skor
2
o
STS skor 1
2.
Pernyataan bernilai negatif: nomor
5-8, 13-16, 21-24, 29-32, 37-40
Keterangan :
o
SS skor
1
o
S skor
2
o
TS skor
3
o
STS skor 4
3.
Skor maksimal: 160
4.
Rentangan minat :
o
122 – 162 = minat
tinggi
o
81 –
121 = minat sedang
o
40 –
80 = minat rendah
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Wahid, 2001. Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak di Sekolah
Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Matematika, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang
Depdiknas.
Suharsimi Arikunto,2001. metodologi penelitan,
Bandung: Alfabeta
Sumadi Suryabrata,2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali.
Sumardyono,2004, ”Karakteristik
Matematika Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika”, Disertasi,
Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah.
The Liang Gie, 2004, Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa, Yogyakarta:
Gajah Mada
W.S. Winkell, 2003, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:
Gramedia.
Wasty Sumanto, 2003. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara.
Lampiran
KUESIONER MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Aturan menjawab
angket:
- Pada angket ini terdapat 40 butir
pertanyaan. Berilah jawaban yang benarbenar cocok dengan pilihanmu.
- Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh
jawaban pernyataan lain maupun teman lain
- Catat tanggapan kamu pada lembar
jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda check (√) sesuai keterangan
pilihan jawaban.
Keterangan
pilihan jawaban :
SS =
Sangat Setuju
S =
Setuju
TS =
Tidak Setuju
STS =
Sangat Tidak Setuju
No.
|
Pernyataan
|
Pilihan
Jawaban
|
|||
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
||
1.
|
Saya belajar Matematika pada malam
hari sebelum pelajaran esok hari.
|
|
|
|
|
2.
|
Saya sampai di sekolah sebelum
pukul 07.00
|
|
|
|
|
3.
|
Saya mempersiapkan buku pelajaran
Matematika ketika guru memasuki kelas.
|
|
|
|
|
4.
|
Matematika adalah pelajaran yang
menarik dan menantang.
|
|
|
|
|
5.
|
Saya melamun ketika pelajaran
berlangsung
|
|
|
|
|
6.
|
Saya pasif ketika diskusi kelompok
|
|
|
|
|
7.
|
Saya bercanda ketika pelajaran
|
|
|
|
|
8.
|
Saya mengerjakan soal dengan cepat
dan sering tidak teliti
|
|
|
|
|
9.
|
Saya meminta Guru untuk
memperingatkan anak-anak yang membuat keributan di luar kelas saat pelajaran
berlangsung.
|
|
|
|
|
10.
|
Saya pindah ke bangku yang jauh
dari keributan di luar kelas ketika pelajaran.
|
|
|
|
|
11.
|
Saya memperhatikan penjelasan guru
meskipun saya duduk di bangku paling belakang.
|
|
|
|
|
12.
|
Saya menghiraukan anak-anak yang
berlalu-lalang di luar kelas kelas.
|
|
|
|
|
13.
|
Saya belajar Matematika ketika
akan menghadapi ulangan
|
|
|
|
|
14.
|
Saya peduli pada kesulitan
pelajaran Matematika
|
|
|
|
|
15.
|
Saya belajar Matematika jika
disuruh orang tua.
|
|
|
|
|
16.
|
Saya membolos ketika mengikuti les
Matematika
|
|
|
|
|
17.
|
Saya menggunakan alat-alat peraga
yang bisa membantu saya belajar Matematika dengan mudah.
|
|
|
|
|
18.
|
Saya melihat tayangan pembelajaran
Matematika di televisi.
|
|
|
|
|
19.
|
Saya mencari informasi di internet
tentang sejarah Matematika.
|
|
|
|
|
20.
|
Saya bermain tebak-tebakan
bilangan bersama teman.
|
|
|
|
|
21.
|
Saya kebingungan ketika belajar
Matematika.
|
|
|
|
|
22.
|
Saya bangun kesiangan sehingga
terlambat sampai di sekolah.
|
|
|
|
|
23.
|
Saya sibuk mencari buku pelajaran
ketika Guru mulai menyampaikan materi.
|
|
|
|
|
24.
|
Matematika merupakan pelajaran
yang sulit dipahami.
|
|
|
|
|
25.
|
Saya memperhatikan penjelasan guru
tentang materi Matematika.
|
|
|
|
|
26.
|
Saya aktif selama proses
pembelajaran Matematika di luar kelompok.
|
|
|
|
|
27.
|
Saya tidak bergurau ketika pelajaran
|
|
|
|
|
28.
|
Saya mengerjakan latihan soal
dengan cermat.
|
|
|
|
|
29.
|
Saya memperhatikan anak-anak yang
bermain di luar kelas
|
|
|
|
|
30.
|
Saya keluar kelas dan ikut bermain
bersama anak-anak lain ketika pelajaran berlangsung.
|
|
|
|
|
31.
|
Saya duduk di belakang karena jauh
dari pantauan guru
|
|
|
|
|
32.
|
Saya suka menyapa anak-anak yang
berlalu-lalang di luar kelas
|
|
|
|
|
33.
|
Saya mengulangi pelajaran
Matematika setelah pulang dari sekolah.
|
|
|
|
|
34.
|
Saya berani untuk bertanya kepada
Guru apabila saya mengalami kesulitan berhitung.
|
|
|
|
|
35.
|
Saya menyisihkan waktu 3 jam untuk
mengerjakan latihan soal di rumah.
|
|
|
|
|
36.
|
Saya mengikuti bimbingan/les
Matematika dengan rutin.
|
|
|
|
|
37.
|
Saya menggunakan alat-alat peraga
untuk bermain bukan untuk belajar.
|
|
|
|
|
38.
|
Saya suka menonton channel
pembelajaran di televisi
|
|
|
|
|
39.
|
Di internet saya tidak belajar
tentang Matematika tetapi bermain game online dengan teman-teman.
|
|
|
|
|
40.
|
Saya banyak bergurau dengan
teman-teman ketika belajar kelompok
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Skor
Total
|
|
|
|
|
Keterangan :
5.
Pernyataan bernilai positif: nomor
1-4, 9-12, 17-20, 25-28, 33-36
Keterangan :
- SS skor 4
- S skor 3
- TS skor 2
- STS skor 1
6.
Pernyataan bernilai negatif: nomor
5-8, 13-16, 21-24, 29-32, 37-40
Keterangan :
- SS skor 1
- S skor 2
- TS skor 3
- STS skor 4
7.
Skor maksimal: 160
8.
Rentangan minat :
o
122 – 162 = minat
tinggi
o
81 –
121 = minat sedang
o
40 –
80 = minat rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar