PENDIDIKAN
PROGRESIF UNTUK KEPRAMUKAAN ABAD 21
disusun oleh: ALI MURSIDI
I.
Pendahuluan
Dunia pendidikan di Indonesia sering kali mendapat kritikan dari
berbagai pihak. Diantaranya, pendidikan di Indonesia belum menemukan sebuah
paradigma dan patokan yang subtansial baik dalam tatanan teoritis filosofis
maupun operasionalnya. Sehingga terkesan pendidikan hanya sebagai ajang
percobaan. Hal ini cukup kuat dijadikan alasan, karena penampilan pendidikan
itu sendiri masih abstrak dan masih belum menyentuh realitas budaya Indonesia.
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan untuk
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Organisasi ini mempunyai peran besar
dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri
dan kecakapan hidup untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutatn
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Memasuki abad ke-21, penduduk Indonesia, terutama generasi
mudanya, mengalami perubahan-perubahan yang sangat mendasar. Generasi muda
Indonesia menghadapi tantangan global yang dahsyat. Apabila tidak ditingkatkan
kemampuannya bisa menyebabkan mereka mengalami frustasi mental spiritual yang
sangat berat.
Ketertinggalan itu makin diperberat karena tidak semua anak-anak
dan remaja, bisa ikut serta dalam Gerakan Pramuka. Padahal Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut pengembangan diri bagi siswa-siswa SD hingga
SMA, dan kegiatan kepramukaan adalah salah satu contoh dari kegiatan tersebut.
Keikutsertaan dalam kepramukaan dapat mengembangkan anak-anak dan remaja unggul
yang berwatak, berkepribadian, berbudi pekerti luhur dan mempunyai sikap
mandiri dalam kebersamaan dan persaudaraaan.
Tantangan abad ke-21 yang penuh godaan hidup hampir tanpa kendali,
meluasnya penggunaan obat terlarang, menyebarnya virus HIV/AIDS, konflik
berkepanjangan yang memisahkan hubungan perdamaian dan persahabatan yang sejuk.
Disisi lain perkembangan IPTEK yang mestinya dimanfaatkan, malah disalah
gunakan, sehingga hal tersebut malah menjadi bumerang bagi generasi muda Indonesia.
Kesemua hal itu hanya dapat ditanggulangi kalau anak-anak dan generasi muda
mampu menyerap ajaran-ajaran kepanduan yang kita yakini bisa memberi pembekalan
yang diperlukan untuk mengembangkan watak dan kepribadian tangguh.
II.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana pendidikan
progresif untuk kepramukaan abad 21?
III.
Pembahasan
a.
Pendidikan progresif
Pendidikan
progresif berlandas pada progresivisme yang
beranggapan bahwa pendidikan harus
didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan
nyata dengan orang lain. Aliran pendidikan ini percaya bahwa anak belajar
memakai cara yang sama dengan ilmuwan, mengikuti proses yang mirip dengan model
belajar dari John Dewey, yaitu:
1) Menyadari adanya masalah.
2) Merumuskan masalah.
3) Mengajukan hipotesis pemecahannya.
4) Mengevaluasi konsekuensi hipotesis berdasarkan pengalaman masa
lalunya.
5) Menguji solusi yang paling mungkin.
Dengan
pandangan demikian, guru perlu menyajikan bukan hanya bacaan dan hafalan saja,
tapi juga pengalaman dunia nyata dan aktivitas yang berpusat pada kehidupan
peserta didik. Slogan populer dari aliran ini adalah "Learning by
doing" (Belajar sambil melakukan)[1].
Dalam konsep pendidikan
lama situasi pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa lebih bersifat pasif
menerima sepenuhnya materi apa saja yang di sampaikan dan diberikan guru.
Kurikulum, mutlak direncanakan, disusun dan dibuat oleh pemerintah dan guru
atau sekolah tanpa mengikutsertakan siswa.
Berkait dengan hal
tersebut berdasarkan studi psikologi dan sosiologi pendidikan, Masyarakat
pendidikan umumnya menghendaki perubahan dan hendaknya konsep pendidikan
terutama dalam pengajaran agar lebih memperhatikan minat, kebutuhan dan
kesiapan siswa untuk belajar.
Sehubungan dengat hal
tersebut JOHN DEWEY mengemukakan ide dan gagasannya dalam konsep "
PENDIDIKAN PROGRESIF " sebagai berikut:
1)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar secara perorangan (indivudually learning).
2)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar melalui pengalaman (learning experiencing).
3)
Guru memberi dorongan semangat dan motivasi
bukan hanya pemerintah. Artinya bahwa guru memberikan penjelasan tentang arah
kegiatan pembelajaran yang merupakan kebutuhan siswa.
4)
Guru mengajaksertakan siswa dalam berbagai
aktifitas kehidupan belajar di sekolah yang mencakup pengajaran, administrasi,
dan bimbingan.
5)
Guru memberi arahan dan bimbingan
sepenuhnya agar siswa menyadari bahwa hidup itu dinamis dan mengalami perubahan
yang begitu cepat.
Berdasarkan fakta dan
realitas tersebut sudah seyogyanya sistem pengajaran lama yang bersifat
hafalan, verbalistik dan berbagai aktifitas yang mekanistik di kelas tidak
diterapkan lagi. Strategi dan metode pembelajaran yang memberi kebebasan siswa
dalam melakukan penelitian dan menemukan sesuatu hal utamanya diberikan kepada
siswa, berlebih dalam berbagai aktifitas ekstra kurikuler.[2]
b.
Kepramukaan
Kepramukaan
adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan
adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan
dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.[3]
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang
merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam
mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan
fisiknya, agara mereka bisa:
-
Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia
kaum muda
-
Menanamkan semangat kebangsaan, cinta
tanah air dan bela negara bagi kaum muda
-
Meningkatkan keterampilan kaum muda
sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang
yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
-
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
-
Peduli terhadap bangsa dan tanah air,
sesama hidup dan alam
-
Peduli terhadap dirinya pribadi
-
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif profresif
melalui :
1)
pengamalan Kode Kehormatan
Pramuka
2) belajar sambil melakukan
3) sitem beregu
4) kegiatan dialam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai
dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
5) kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
6) sistem tanda kecakapan
7) sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri
8) kiasan dasar[4]
c.
Pendidikan abad 21
Pendidikan
merupakan sarana untuk untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Baik itu secara
formal ataupun non formal. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi
manusia. Namun, mampukah pendidikan menjawab tantangan abad 21 yang bergerak
dinamis?
Larry
O’Farrell, Profesor dan Pemegang Ketua UNESCO di Seni dan
Pembelajaran, Fakultas Pendidikan, Universitas Queen, Kanada, mencatat bahwa
ada kebutuhan mendesak untuk kreatif dalam memecah masalah di semua sektor
ekonomi. Hingga, menurutnya, sistem pendidikan haruslah membangun kapasitas
kreatif dalam generasi sekarang dan masa depan siswa.
Di
abad 21 ini, sangat menginginkan tenaga kerja yang kreatif, fleksibel, mudah
beradaptasi juga inovatif. Karakter di atas, haruslah terakomodir oleh sistem
pendidikan saat ini. O’Farrel mengatakan, “Di banyak bagian dunia, belajar
menghafal terus menjadi metode pedagogis yang digunakan”. Untuk itu, perlu
adanya perubahan platform dari sistem pendidikan.[5]
Di
era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan antar individu,
setiap orang dituntut untuk memiliki kualitas dan keterampilan yang mumpuni
dalam menjawab setiap tantangan tersebut. Keterampilan yang dimaksud ini antara
lain terampil menggunakan teknologi, terampil mengelola informasi, terampil
belajar, terampil berinovasi, terampil hidup, terampil berkarir, dan terampil
meningkatkan diri dalam kesadaran global. Untuk itu penguasaan keterampilan ini
wajib dimiliki oleh setiap siswa-siswa Indonesia yang menjadi tulang punggung
perjuangan dan harapan dari bangsa ini. Namun, bagi siswa Indonesia seluruh
keterampilan itu belumlah cukup. Masih ada keterampilan esensial yang mendasari
semua keterampilan yang wajib siswa kuasai yaitu terampil menjalankan ketakwaannya
kepada Tuhan lewat agamanya masing-masing. Keterampilan utama dan terutama
adalah memilih mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Mengendalikan diri dalam memilih kekuatan pikirannya sebagai sandaran dari
tindakannya, dan menyerahkan sebagian pengaturan hidupnya kepada Yang Maha
Kuasa.[6]
d.
Pendidikan progresif
untuk kepramukaan abad 21
Pendidikan
progresif merupakan pendidikan yang didasarkan pada hakekat manusia sebagai
makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam
situasi kehidupan nyata dengan orang lain. Dengan demikian proses belajar tidak
hanya di dominasi oleh guru saja melalui hafalan materi dan ceramah, akan
tetapi dalam pendidikan progresif peserta didik agar bisa menemukan solusi
sendiri atas permasalahan yang dihadapi melalui pengalaman langsung di lapangan
yang berpusat pada kehidupan nyata peserta didik atau "Learning by
doing" (Belajar sambil melakukan).
Pendidikan
progresif menuntut guru agar membimbing peserta didik belajar sesuai hati
nurani dan sesuai bakat dan minatnya. Guru hendaknya memberi kesempatan kepada
peserta didik agar belejar secara perorangan atau mandiri, memberi dorongan
semangat dan motivasi, mengikutsertakan dalam berbagai aktifitas kehidupan
belajar bersama orang yang lebih dewasa, dan memberi arahan agar pserta didik
menyadari bahwa hidup itu dinamis dan mengalami perubahan yang begitu cepat,
apalagi saat ini kita telah hidup di abad 21 yang penuh tantangan.
Konsep
pendidikan progresif di atas sejalan dengan metode kepramukaan yakni belajar
sambil melakukan, belajar di alam terbuka atau melalui pengalaman langsung di
lapangan, bermitra dengan orang yang lebih dewasa, dan sistem tanda kecakapan
yang dapat mendorong agar setiap peserta didik berinisiatif mengembangkan
dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya. Penggunaan sistem tanda kecakapan
juga dapat menimbulkan unsur inisiatif peserta didik dan unsur belajar sendiri,
sehingga dapat menanamkan suatu kesadaran yang bernilai pendidikan yang tinggi
dengan disertai dorongan dari pembinanya.
Kepramukaan
abad 21 dituntut agar lebih dinamis dan sesuai perkembangan jaman. Pembina
hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam membina anggotanya. Kegiatan dalam
kepramukaan juga dituntut lebih kreatif seuai bakat dan minat anggota pramuka
agar pramuka tidak ketinggalan jaman. Proses pendidikan
pramuka abad ke 21 tetap pada kegiatan diluar dari pendidikan sekolah maupun
diluar pendidikan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan dan
mengandung pendidikan. Disini peran pembina diperlukan dalam membentuk watak
dan mental sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mulia. Kegiatan kegiatan
pramuka pada abad 21 harus disesuaikan dengan perkembangan jaman, kegiatan alam
terbuka atau lingkungan sekitar masih tetap menjadi pilihan yang tepat untuk
pembinaan dari peserta didik karena alam atau lingkungan sekitar adalah
tempat yang paling baik untuk belajar dalam pembentukan karakter, mental, jiwa
peserta didik, kegiatan tersebut seperti pengembaraan, berkemah, halang
rintang, menjelajah, widegame, pengenalan budaya dan lain-lain.
Kegiatan alam terbuka dan lingkungan sekitar ini harus dipadukan dengan
teknologi yang ada, misalnya sekarang ada Global Positioning system
untuk menentukan lokasi, kalau dahulu kita hanya menggunakan kompas, dan foto
digital yang bisa diconnect ke komputer dan itu digunakan untuk pembuatan
laporan . Disamping itu juga perlu kegiatan-kegiatan yang mengikuti
perkembangan jaman lainnya seperti kegiatan di mal, internet dan televisi atau
multimedia dimana kemajuan teknologi tersebut kita jadikan salah satu alat bagi
pembinaan peserta didik. Yang menjadi tugas pokok pembina adalah mempersiapkan
peserta didik menjadi generasi muda yang bertanggung jawab, sehat secara fisik
dan mental, berperilaku baik, berjiwa pancasila sebagai kader pembangunan dan
calon pemimpin bangsa ini.
Gerakan pramuka
bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, sehingga menjadi
manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, beriman, bertaqwa, cerdas
dan terampil, kuat dan sehat jasmaninya, menjadi warga Negara Republik
Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta menjadi anggota masyarakat yang baik
dan berguna; yang semuanya secara keseluruhan mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam mencegah terjadinya hal negatif di kalangan kaum muda.[7]
Terlebih lagi pada abad
21 ini kita mulai memasuki era informasi dan kemajuan teknologi yang ada, serta
gaya hidup yang semakin bervariasi. Dengan adanya kemajuan teknologi
perkembangan dari peserta didik semakin global, jarak hubungan antara negara ke
negara semakin dekat dan pengaruhnya baik atau pun buruk juga semakin kuat.
Dalam hal ini peran pendidikan kepramukaan sangatlah penting dan dibutuhkan
untuk dapat membimbing peserta didik menghadapi abad 21 yang penuh tantangan
agar peserta didik dapat membendung dirinya dari hal-hal negatif era
globlalisasi melalui kecakapan hidup yang telah dimilikinya dari pendidikan
kepramukaan yang telah diperolehnya.
IV.
Kesimpulan
1.
Pendidikan progresif
berlandas pada progresivisme yang
beranggapan bahwa pendidikan harus
didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan
nyata dengan orang lain.
2.
Kepramukaan
adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
3.
Gerakan pramuka
bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, sehingga menjadi
manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, beriman, bertaqwa, cerdas
dan terampil, kuat dan sehat jasmaninya, menjadi warga Negara Republik
Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta menjadi anggota masyarakat yang baik
dan berguna; yang semuanya secara keseluruhan mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam mencegah terjadinya hal negatif di kalangan kaum muda.
4.
Peran pendidikan
kepramukaan sangatlah penting dan dibutuhkan untuk dapat membimbing peserta
didik menghadapi abad 21 yang penuh tantangan agar peserta didik dapat
membendung dirinya dari hal-hal negatif era globlalisasi melalui kecakapan
hidup yang telah dimilikinya dari pendidikan kepramukaan yang telah
diperolehnya.
V.
Penutup
Alhamdulillah, berkat karunia dan pertolongan Allah
SWT, yang didasari dengan niat dan kesungguhan hati akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
demi kesempurnaan dan perbaikan dalam makalah ini kritik dan saran yang
bersifat konstruktif, sangatlah penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
“Pendidikan Progresif”, http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_progresif,
Akses:26/12/12
“konsep pendidikan progresif John Dewey”, http://organisasi.org/konsep-pendidikan-progresif-john-dewey-analisa-strategi-pembelajaran-ke-depan,
Akses: 26/12/12
“Gerakan Pramuka Indonesia”, http://id.wikipedia.org/wiki/
Gerakan_Pramuka_Indonesia, Akses:26/12/12
Andri BOB Sunardi, “Boyman”, (Bandung: Penerbit Nuansa
Muda, 2006), hlm.61-62
“Bagaimana pendidikan menjawab tantangan abad 21”, http://mjeducation.co/bagaimana-pendidikan-menjawab-tantangan-abad-21/,
Akses:26/12/12
“Karakter pembelajaran abad 21”, http://navelmangelep.wordpress.com/tag/karakter-pembelajaran-abad-21/),
Akses:27/12/12
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2009, “Pedoman
Pembina Siaga”, Jakarta:
Pustaka Tunas Media.
[2] “konsep
pendidikan progresif John Dewey”, http://organisasi.org/konsep-pendidikan-progresif-john-dewey-analisa-strategi-pembelajaran-ke-depan,
Akses: 26/12/12
[3]“Gerakan Pramuka
Indonesia”, http://id.wikipedia.org/wiki/
Gerakan_Pramuka_Indonesia, Akses:26/12/12
[4] Andri BOB Sunardi, “Boyman”,
(Bandung: Penerbit Nuansa Muda, 2006), hlm.61-62
[5]“Bagaimana pendidikan
menjawab tantangan abad 21”, http://mjeducation.co/bagaimana-pendidikan-menjawab-tantangan-abad-21/,
Akses:26/12/12
[6] “Karakter
pembelajaran abad 21”, http://navelmangelep.wordpress.com/tag/karakter-pembelajaran-abad-21/),
Akses:27/12/12
[7] Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka, “Pedoman Pembina Siaga”, (Jakarta: Pustaka Tunas Media,2009), Hlm.2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar